Kisah Asisten Rumah Tangga Ikut IPO Pertama di area Global

Kisah Asisten Rumah Tangga Ikut IPO Pertama pada area Global
March 11, 2024

propertyindonesia

Jakarta – Seorang asisten rumah tangga pada tahun 1602 berinvestasi saham menggunakan gajinya yang tersebut pas-pasan pada awal pangsa saham baru terbentuk pada Kongsi Dagang Hindia Belanda (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, VOC).

Hal itu bermula tepat pada Agustus 1602, Kongsi Dagang Hindia Belanda VOC memutuskan untuk memasarkan saham terhadap masyarakat kemudian merupakan skema paling awal apa yang tersebut kelak dalam kemudian hari dikenal sebagai penawaran umum perdana atau Initial Public Offering (IPO).

Tak sulit bagi perusahaan sekelas VOC menjaring investor. Sebagai perusahaan yang mengirimkan komoditas paling dicari pada Eropa alias rempah-rempah, sejumlah orang memprediksi VOC akan sangat berjaya lalu memberi keuntungan besar.

Atas dasar inilah, ketika mengeluarkan langkah untuk IPO, orang-orang sibuk datang ke Bursa Efek Amsterdam. Terlebih, VOC juga menjadi perusahaan pertama pada dunia yang mana melakukan IPO.

“Secara keseluruhan, ada 1.143 pemodal yang dimaksud berinvestasi untuk modal awal VOC pada Amsterdam,” tulis Lodewijk Petram di The World’s First Stock Exchange (2011), diambil Hari Sabtu (9/3/2024).

Dalam aturan, setiap penanam modal berhak memutuskan berapa sejumlah uang yang digunakan diinvestasikan. Tak ada batas minimum atau maksimum. Begitu pula persoalan asal-usul investor. Siapapun boleh menaruh uangnya dalam VOC.

Alhasil, tak cuma pejabat, bangsawan, serta orang berduit belaka yang digunakan menjadi investor. Asisten Rumah Tangga (ART) bernama Neeltgen Cornelis juga melakukannya.

Ketertarikan Neeltgen berinvestasi pada VOC berawal dari majikannya, Dirck van Os yang dimaksud kebetulan Direktur VOC. Pada masa-masa IPO sejumlah orang keluar-masuk ke rumah van Os untuk urusan investasi.

Saat itu, perdagangan bursa efek tak seperti sekarang. Semuanya serba manual serta dicatat menggunakan kertas. Jadi, wajar apabila rumah Dirck van Os padat para investor. Di berada dalam keramaian itulah, terpantik rasa penasaran Neeltgen.

Dari hati paling pada ia sebenarnya ingin berinvestasi dalam VOC. Dia percaya VOC akan segera memberi keuntungan besar. Namun, pada sisi lain, ia juga bingung, uangnya dari mana?

Sebagai pembantu, gajinya kurang dari lima puluh sen pada sehari. Uang segitu belaka cukup untuk memenuhi keinginan sehari-hari. Alhasil, ia maju-mundur untuk berinvestasi dari hari ke hari.

Hingga akhirnya, di tempat penghujung Agustus ketika penawaran perdana saham akan segera VOC ditutup, beliau berubah pikiran.

“Dia berpikir akan selalu menyesal apabila beliau tidaklah berinvestasi sekarang. Alhasil beliau menarik napas dalam-dalam serta mengeluarkan uang tabungannya,” tulis Petram.

Dari uang tabungan hasil kerja kerasnya jadi ART disisihkan 100 gulden untuk membeli saham VOC. Dia pun menyerahkan uang yang dimaksud terhadap majikannya.

Nama Neeltgen Cornelis pun tercatat sebagai pemegang daftar saham VOC, meskipun sangat kecil jika dibandingkan dengan yang mana lainnya. Saat itu, bos-bos VOC menaruh uang di jumlah total besar. Ada yang dimaksud 85.000 gulden, 65.000 hingga 45.000 gulden.

Lalu, apakah Neeltgen untung dari pembelian saham VOC?

Menurut Petram, iya tapi belaka sesaat oleh sebab itu Neeltgen melepas kepemilikan saham VOC pada Oktober 1603 atau setahun setelahnya melakukan pembelian. Dia mengedarkan seluruh sahamnya untuk Jacques de Pourcq.

Padahal, jikalau terus-menerus dipegang, uang 100 gulden yang dimaksud sanggup berubah menjadi ribuan gulden. Atau setidaknya, kata Petram, pemegang saham VOC mampu menerima rempah-rempah setiap ketika sebagai bentuk dividen.

Apalagi, VOC pada beberapa tahun kemudian sejak IPO terbukti jadi perusahaan terbesar pada dunia berkat sukses mengedarkan serta menguasai rempah-rempah dari bumi Indonesia.

Artikel Selanjutnya Asisten Rumah Tangga Pakai Gaji Buat Beli Saham, Tak Disangka Malah…

Tags: , , , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *