property indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia – Proses rencana pengambilalihan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. masih berjalan.
Komisaris sekaligus pemegang saham Bank Muamalat Andre Mirza Hartawan mengatakan tengah mengawaitu perkembangan selanjutnya dari aksi korporasi tersebut. “Ini adalah ranahnya pemegang saham, lalu rasanya kalau BTN masuk, nantinya akan dapat menguatkan industri Bank Muamalat,” katanya terhadap CNBC Indonesia, Rabu (6/12/2023).
Selain mengantisipasi penanam modal baru masuk, pada waktu ini bank syariah pertama di area Indonesia yang dimaksud di proses pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia. Dengan demikian setelahnya proses yang dimaksud saham Bank Muamalat dapat diperjualnbelikan melalui kegiatan di area pangsa modal.
Andre belum dapat memastikan, apakah BTN akan masuk setelahnya atau sebelum listing. Itu nanti tergantung kapan dealnya dgn BPKH, tapi pada waktu ini listing masih di proses,” katanya.
Adapun sebelumnya BPKH sempat menyatakan niat untuk menurunkan porsi kepemilikan sahamnya di area Bank Muamalat. BPKH juga menyebutkan bahwa bank lain yang digunakan telah matang dimungkinkan untuk mendapatkan porsi kepemilikan di dalam Bank Muamalat.
Berdasarkan laporan publikasi kuartal III-2023, BPKH merupakan pemilik 82,66% saham Bank Muamalat. Kemudian Andre Mirza Hartawan menggenggam 5,19%, Islamic Development Bank (IsDB) 2,04%, juga pemegang saham lainnya 10,11%.
Dengan demikian BPKH masih miliki ruang untuk menghurangi saham dalam Bank Muamalat, tanpa mengubah statusnya sebagai pengendali bank syariah pertama di dalam Indonesia tersebut.
Sebagai informasi, BPKH merupakan pengendali Bank Muamalat setelahnya mendapatkan hibah saham dari IsDB, Bank Boubyan, Atwill Holdings Limited, National Bank of Kuwait, IDF Investment Foundation, kemudian BMF Holding Limited sebanyak 7,9 miliar atau setara dengan 77,42% pada akhir 2021.
Kala itu BPKH menyuntik dana segar untuk Muamalat sebesar Mata Uang Rupiah 1 triliun. Itu Artinya BPKH belaka menggelontorkan dana Mata Uang Rupiah 1 triliun untuk memiliki aset senilai lebih banyak dari Simbol Rupiah 60 triliun.
Namun perlu diingat pada waktu operasi yang disebutkan dilaksanakan Bank Muamalat di beberapa tahun sebelumnya sedang diselimuti oleh permasalahan aset busuk. Rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) gross Muamalat sebesar 4,94% kemudian rasio NPF nett 3,97% per September 2021.
Sementara itu, Bank Muamalat membukukan laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan terhadap entitas pemilik sebesar Mata Uang Rupiah 52,35 miliar pada kuartal III-2023. Jumlah ini naik 65,60% secara tahunan (yoy) dari periode yang serupa setahun sebelumnya yaitu sebesar Simbol Rupiah 31,61 miliar.
Torehan itu dicapai ketika mesin pembiayaan belum bergerak optimal. Pendapatan pasca bagi distribusi hasil turun 10,63% secara tahunan (yoy) menjadi Mata Uang Rupiah 219,51 miliar.
Terpisah, Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan bahwa perusahaan yang digunakan beliau pimpin mengincar dua bank untuk diakuisisi di rangka melakukan pemisahan (spin off) unit bidang usaha syariah (UUS) miliknya.
“Kita masih sedang proses mengakusisi serta kita sudah ada mengirimkan letter of interest terhadap dua objek. Nah, letter of interest ini memang benar sudah ada kami kirimkan sejak awal bulan November. Nah, memang sebenarnya kami memohon untuk bisa saja masuk due diligence terhadap target bank,” ujar Nixon pada pada waktu Public Expose Live BEI, Rabu (29/11/2023).
Ia tidak ada sanggup menyebutkan baik nama maupun total asetnya, akibat proses ini masih berjalan.
Menurut Nixon, usai spin off nanti, BTN Syariah dapat menjadi bank umum syariah (BUS) terbesar kedua di area Indonesia berdasarkan aset. Pihaknya berusaha mencapai proses spin off BTN Syariah dapat rampung pada semester II-2024.
Artikel Selanjutnya Bank Muamalat Mau Listing Tahun Ini, Begini Kata Bursa
sumber cnbc
Tags: bank muamalat, bank syariah, bpkh, btn