Libatkan 5.000 petani, PLN EPI serta Keraton DIY gencarkan kegiatan ekonomi hijau

Libatkan 5.000 petani, PLN EPI dan juga Keraton DIY gencarkan kegiatan sektor ekonomi hijau
February 4, 2024

propertyindonesia Ibukota – PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) dengan pihak Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengembangkan dunia usaha hijau dengan melibatkan sekitar 5.000 publik petani setempat.

Direktur Utama PT PLN EPI Iwan Agung Firstantara pada keterangan di dalam Jakarta, Minggu, menjelaskan kerja sebanding ini merupakan langkah strategis untuk mengamankan pasokan biomassa tanpa berkompetisi lahan juga pupuk untuk sektor pangan.

Sebaliknya, justru menguatkan pangan/pakan lantaran memanfaatkan lahan marginal kemudian menciptakan barang utama pakan ternak kemudian residu ranting untuk biomassa sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

“Ini merupakan bentuk nyata dari dunia usaha kerakyatan dengan publik yang terlibat bergerak di tempat dalamnya. Maka dari itu, terciptanya green economy di area berada dalam warga ini sekaligus berhasil menciptakan lingkungan yang bersih dan juga mengangkat perekonomian masyarakat,” kata Iwan.

Iwan juga mengatakan, PLN turut memulai pembangunan rantai pasok biomassa untuk menjamin keberlangsungan pasokan. Mulai dari perencanaan, pembangunan, pengelolaan biomassa sampai dengan komersialisasi dalam PLTU milik PLN, akan digalakkan.

Senada dengan hal tersebut, Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris Sudjatmiko menuturkan lebih besar dari 5.000 petani telah dilakukan merasakan faedah dari tumbuhan multifungsi. Tanaman yang disebutkan digunakan untuk pakan ternak kemudian kemudian substansi baku biomassa pada lahan marginal seluas 30 hektare tersebar dalam Kalurahan Gombang lalu Karangasem, Kapanewon Ponjong, Daerah Gunung Kidul, DIY.

"Pada musim kemarau bulan September 2023 yang digunakan lalu, penduduk sudah pernah melakukan pruning daun vegetasi sebagai pakan ternak. Pembibitan serta investasi vegetasi multifungsi yang dimaksud juga menggunakan pupuk organik FABA yang mana jarak jauh lebih tinggi terjangkau jika dibandingkan pupuk anorganik seperti NPK serta Urea,” kata Antonius.

Pada tahun 2023, PLN EPI sudah menyediakan 1 jt ton biomassa untuk 43 PLTU, yang tersebut berasal dari residu/sampah pertanian, perkebunan juga perhutanan seperti serbuk gergaji, sekam padi, bonggol jagung, bagasse tebu, pelet tandan kosong sawit, cangkang sawit, cangkang kemiri juga woodchip dari ranting-ranting juga tumbuhan replanting karet, bahkan BBJP hasil olahan sampah kota.

Lebih lanjut Antonius menyampaikan bahwa ke depan, penduduk dapat jual ranting-ranting flora yang mana akan diolah menjadi energi terbarukan biomassa sebagai substitusi batubara PLTU. Dimana dengan indeks harga jual biomassa sebesar 1,2 dari biaya batu bara belaka akan meningkatkan BPP (biaya pokok produksi) sebesar 0,5 sen dolar AS, sangat jauh lebih tinggi terjangkau jika dibandingkan dengan energi terbarukan lainnya seperti PLTS, PLTB lalu lainnya.

"Selain memberikan benefit maksimal bagi masyarakat, kegiatan Green Economy ini menjadikan biomassa sebagai energi terbarukan baseload yang mana paling ekonomis juga paling cepat diimplementasikan oleh sebab itu memanfaatkan PLTU eksisting milik PLN,” kata Antonius.

Sementara itu, Kepala Bebadan Pangreksa Loka Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, RM Gustilantika Marrel Suryokusumo menyampaikan bahwa Keraton Yogyakarta telah terjadi mengimplementasikan penyelenggaraan berkelanjutan atau sustainable development goal sejak tahun 1755 dengan falsafah Memayu Hayuning Bawono.

"Falsafah Memayu Hayuning Bawono terus diimplementasikan antara lain pada bentuk perekonomian hijau berbasis keterlibatan masyarakat, seperti yang tersebut telah lama dikerjakan Keraton Yogya dengan dengan PLN EPI,” kata Marrel pada diskusi di area Lumbung Mataraman Kalurahan Kedungpoh Kapanewon Nglipar, Gunung Kidul, DIY.

Lebih lanjut, Marrel menyampaikan bahwa bentuk kegiatan ekonomi hijau berbasis keterlibatan warga ini merupakan bentuk ketahanan pangan, air juga energi sekaligus meningkatkan perekonomian juga taraf hidup publik di dalam pedesaan juga diharapkan dapat menjadi model dalam wilayah lainnya.

"Implementasi kegiatan ini tentu akan memampukan para petani untuk berdaulat pangan, energi lalu sekaligus memajukan taraf hidup publik pedesaan," kata Marrel.

Dengan melibatkan 5.000 petani Yogyakarta, Keraton Yogyakarta meningkatkan kemampuan warga untuk memenuhi kebutuhannya hingga berdampak pada peningkatan kemampuan beli atau Green Deflation.

Dengan kata lain, pada suatu nilai uang yang sama, publik tani mampu membeli barang lebih lanjut berbagai untuk memenuhi kebutuhannya, atau kerap dikenal sebagai Green Deflation yang dimaksud merupakan kebalikan dari Green Inflation.

Tags: , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *