Kisah ‘Sugar Daddy’ Sejati, Jadi Raja Gula RI-Punya 26 Anak

Kisah ‘Sugar Daddy’ Sejati, Jadi Raja Gula RI-Punya 26 Anak
March 11, 2024

propertyindonesia

Jakarta – Istilah sugar daddy merujuk seseorang laki-laki kaya raya kemudian dewasa, yang dimaksud biasanya memberikan dukungan keuangan terhadap seseorang sebagai imbalan kebersamaan. Di Indonesia, Oei Tiong Ham disebut-sebut menjadi seseorang sugar daddy.

Pengusaha selama Semarang yang tersebut mempunyai harta 200 jt gulden atau setara Simbol Rupiah 43 triliun ini disebut mempunyai sejumlah gundik, serta total 8 istri dan juga 26 anak pada awal tahun 1900-an.

Oei Tiong Ham adalah pendiri lalu pemilik dari konglomerasi besar bernama Oei Tiong Ham Concern (OTHC). Fokus utama bisnisnya adalah gula yang tersebut sangat berjaya di dalam masa kolonialisme Belanda, sehingga tak heran ia menjadi orang dengan kekayaan besar.

Menurut Yoshihara Kunio di Konglomerat Oei Tiong Ham (1992), pada kurun 1910-1912, OTHC berhasil mengekspor gula sebanyak 200 ribu ton hingga mengalahkan perusahaan Barat. Bahkan, di area waktu bersamaan, OTHC sukses menguasai 60% bursa gula pada Hindia Belanda. Kantor cabangnya pun tersebar pada seluruh dunia, mulai dari India, Singapura hingga London.

Berkat besarnya perusahaan itu, tak heran kalau Oei Tiong Ham memiliki kekayaan 200 jt gulden. Sebagai catatan, uang 1 gulden pada 1925 sanggup membeli 20 kg beras. Jika nilai beras Rupiah 10.850/kg, diperkirakan harta kekayaannya senilai Rupiah 44 triliun. Atas dasar inilah, ia dijuluki sebagai Raja Gula lalu dinobatkan sebagai salah satu miliarder di area Hindia Belanda lalu dunia.

Sugar Baby, 8 Istri & 26 Anak

Sorotan terhadap Oei Tiong Ham di area masa kolonial bukanlah cuma masalah kesuksesannya mendirikan usaha, tetapi juga ihwal keluarga, hubungan romansa, kemudian keinginannya mengoleksi istri supaya punya berbagai anak.

Diketahui, Oei pertama kali menikah di tempat usia 18 tahun dengan perempuan bernama Goei Bing Nio serta memiliki dua anak perempuan. Namun, kedua anak yang dimaksud tak memproduksi Oei puas.

Pasalnya, sebagaimana dipaparkan Benny G. Setiono pada Tionghoa Dalam Pusaran Politik (2008), Oei ingin punya banyak keturunan sebab beranggapan banyak anak banyak rezeki. Selain itu, alasan lain ia memiliki gundik lantaran istri pertamanya itu dianggap keras kepala dan juga angkuh.

Sejak itulah ia mantap berhubungan dengan gundik-gundik, tanpa menceraikan istri pertama. Kisah gundik ini dikisahkan secara langsung oleh anak perempuan Oei dari istri pertamanya bernama Oe Hui Lan pada memoar Oei Hui Lan: Kisah Putri Sang Raja Gula dari Semarang.

Kata Sang Anak, Oei punya banyak gundik yang tersebut ia pacari tanpa status. Tak diketahui berapa banyak, tetapi dari gundik-gundik tersebut, beliau punya satu anak setiap tahunnya.

“Gadis mana yang digunakan tidak ada jatuh hati pada ketampanan kemudian jabatan Ayah? Semua perempuan berjuang menarik perhatian Ayah,” tanya Oei Hui Lan.

Tak jarang pula gundik-gundik yang disebutkan minta naik status. Mereka ingin menjadi istri resmi Oei. Alhasil, Oei pun menuruti permintaan tersebut. Tercatat ada 7 gundik yang naik status menjadi istri, tanpa pernah menceraikan satu serupa lain.

Jadi, total semasa hidup beliau punya 8 istri serta 26 anak. Namun, kata Oei Hui Lan, total anaknya diperkirakan lebih banyak dari itu. Sebab, beliau menghitung punya saudara tiri 42 orang juga kemungkinan besar lebih besar dari itu mengingat Ayahnya berhubungan dengan banyak perempuan.

Menariknya, Oei Tiong Ham bersifat adil untuk seluruh pasangan dan juga anak-anaknya.

“Walaupun istri-istrinya sudah meninggalkannya (tak lagi hidup bersama), Oei Tiong Ham tetap memperlihatkan menjalankan kewajibannya di menunjang semua biaya hidup sang istri,” tulis Benny G. Setiono.

Tak tanggung-tanggung, Oei membahagiakan semua istri lalu anak dengan kemewahan. Istri-istrinya tinggal tersebar di area beberapa wilayah, mulai dari London, Singapura, China kemudian Semarang. Bahkan, keluarga yang digunakan berada di tempat London bisa saja bergaul dengan keluarga kerajaan Inggris.

Sementara, anak-anaknya diberi biaya sekolah sampai jenjang paling tinggi. Oei Hui Lan sendiri bisa saja sekolah di dalam London juga ketika dewasa beliau menjadi Ibu negara China.

Lalu, untuk tentang warisan, Oei diketahui memberi 26 anaknya dengan warisan sebesar 400.000 gulden atau setara belasan miliar rupiah tak lama usai meninggal pada 6 Juli 1924.

Atas dasar inilah, Oei Tiong Ham layak dijuluki sebagai sugar daddy pada masa kolonial. Bukan hanya saja lantaran ia punya banyak perempuan, tetapi juga dikarenakan beliau benar-benar berkecimpung dalam bidang gula sebagai entrepreneur sukses.

Tags: , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *