Mengoptimalkan penemuan sumber gas besar

Mengoptimalkan penemuan sumber gas besar
February 4, 2024

propertyindonesia … diharapkan temuan dua sumber gas besar itu, pemodal asing kembali melirik juga memasukkan Indonesia sebagai portofolio penanaman modal ke depan.

Jakarta – Penemuan dua sumber gas bumi besar atau giant discovery di dalam laut Kalimantan Timur kemudian sebelah utara Sumatera pada 2023 menjadi harapan pada memperkuat target produksi gas Indonesia dalam 2030 sebesar 12 miliar kaki kubik gas bumi per hari (BSCFD).

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Pertemuan Usaha Hulu Minyak serta Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan bahwa tahun 2023 menjadi tahun terbaik pada penemuan cadangan migas untuk tambahan dari 2 dekade terakhir ini.

Bahkan menurut Menurut WoodMackenzie, Rystad Energy, lalu S&P Global, kedua penemuan yang disebutkan masuk ke pada lima temuan terbesar dunia pada 2023.

Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Mubadala Energy, perusahaan jika Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan penemuan besar cadangan gas bumi in place di Wilayah Kerja (WK) South Andaman dengan peluang tambahan dari 6 trillion cubic feet (TCF).

Temuan gas "jumbo" itu berasal dari sumur eksplorasi Layaran-1. Lokasi yang disebutkan sekitar 100 kilometer lepas pantai Sumatera bagian utara.

WK South Andaman merupakan WK migas yang digunakan dilelang pada 2018 kemudian baru diteken kontrak pengelolaannya oleh Kementerian ESDM kemudian Mubadala Energy pada Februari 2019 dengan menggunakan mekanisme kontrak gross split.

KKKS ENI, perusahaan migas dengan syarat Italia juga menyatakan adanya penemuan cadangan gas in place dari sumur eksplorasi Geng North-1 di area WK North Ganal sebesar 5 TCF dengan komposisi kondensat diperkirakan mencapai 400 Mbbls. WK migas yang disebutkan berlokasi sekitar 85 kilometer dari lepas pantai Kalimantan Timur.

Percepat produksi

Percepatan proses produksi dilaksanakan agar temuan dua sumber gas besar yang disebutkan dapat segera dioptimalkan.

Deputi Eksplorasi, Pengembangan, serta Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Benny Lubiantara menyatakan mayoritas pemodal migas eksplorasi akan memilih WK yang mana sudah ada miliki infrastruktur kemudian lebih besar dekat dengan pangsa sehingga hal yang dimaksud perlu menjadi pertimbangan agar setiap temuan dapat segera dioptimalkan.

Diharapkan dengan temuan dua sumber gas besar itu, penanam modal asing kembali melirik serta memasukkan Indonesia sebagai portofolio pembangunan ekonomi ke depan.

Untuk itu, SKK Migas juga mengharapkan perlu ada perbaikan dari sisi fiscal term maupun non-fiscal term (ease of doing business).

Perbaikan yang disebutkan sanggup meningkatkan daya pikat pembangunan ekonomi Indonesia, mengingat pada waktu ini Indonesia juga berada dalam pada kondisi bersaing dengan negara-negara lain di hal pembangunan ekonomi migas.

Setelah penemuan itu, juga diharapkan adanya percepatan proses menuju onstream atau berproduksi. SKK Migas berusaha mencapai apabila sesuai dengan rencana, pada 2028-2029 proyek South Andaman telah mulai onstream.

Koordinasi

SKK Migas juga telah dilakukan berkoordinasi dengan ENI sebagai operator Geng North untuk dapat mempercepat proses produksi pasca-penemuan sumber gas besar yang dimaksud sehingga dapat menguatkan neraca gas nasional.

Selain itu, dapat mengupayakan proses lanjut gas di tempat wilayah yang disebutkan serta menghidupkan kembali operasional Badak LNG Bontang dari dua train menjadi empat train dengan pasokan gas mencapai sekitar 1.700 jt standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) atau setara dengan produksi dalam Abadi Masela.

Presiden Direktur Mubadala Energy Indonesia Abdulla Bu Ali menyatakan penemuan gas besar merupakan bagian dari inisiatif Mubadala Energy ke depan di mengupayakan target produksi Indonesia pada 2030, yaitu 1 jt barel minyak bumi per hari (BOPD) kemudian 12 BSCFD.

Mubadala Energy akan mempercepat proses untuk memulai pengeboran sumur eksplorasi lainnya di dalam WK yang sama. Oleh lantaran itu, Mubadala Energy membutuhkan dukungan dari berbagai pihak agar rencana yang dimaksud dapat terwujud.

Abdulla pun mengakui di beberapa tahun belakangan, berbagai perbaikan yang sudah ada diadakan oleh eksekutif Indonesia di hal kepastian hukum serta fiscal term. Apalagi pada waktu ini, pemerintah telah melonggarkan serta memberikan fleksibilitas pada hal mekanisme kontrak gross split maupun cost recovery.

Momentum

Pasca-penemuan dua sumber gas bumi, Rystad Energy menilai Indonesia mempunyai kesempatan untuk dapat memenuhi permintaan energi secara mandiri, sekaligus mempunyai tempat yang dimaksud berpengaruh di dalam panggung dunia melalui pemanfaatan peluang sumber daya gas bumi.

Berdasarkan data Rystad Energy, diperkirakan Indonesia memiliki sumber daya gas lebih besar dari 100 TCF. Volume yang dimaksud mewakili hampir separuh dari total sumber daya gas di area Asia Tenggara.

Kendati demikian, Rystad Energy menggarisbawahi bahwa prospek prospek sumber daya yang tersebut besar semata tak cukup akibat tantangan sebenarnya ialah memonetisasi sumber daya dapat segera dilakukan.

Misalnya, mengoptimalkan cadangan gas Indonesia, khususnya bagi KKKS memiliki tantangan yang kompleks. Sebagian besar prospek gas belum diproduksikan lantaran berada pada wilayah deepwater dan juga miliki komposisi CO2 yang mana tinggi.

Keutamaan utama pada waktu ini menjamin bahwa Indonesia tetap memperlihatkan menjadi tujuan penanaman modal penanam modal global.

Salah satu cara yang dapat dilaksanakan dengan menciptakan kebijakan yang dimaksud tepat demi mengantisipasi keinginan energi dalam masa depan sekaligus memenuhi keinginan ketika ini, khususnya di rangka menghadirkan energi rendah karbon.

Rystad Energy menilai strategi untuk memaksimalkan cadangan gas yang disebutkan harus bertahap.

Dalam jangka pendek, diperlukan perhatian untuk menjalankan kembali proyek-proyek gas yang digunakan tertunda akibat tantangan pada mergers and acquisition (M&A) dan juga keterbatasan keuangan.

Dalam jangka menengah, pengembangan Blok Masela kemudian Indonesia Deepwater Development (IDD) menjadi sangat penting. Namun, hambatan tarif gas juga jadi salah satu faktor penentu kesuksesan pengembangan kedua blok tersebut.

Tantangan berikutnya adalah penyesuaian dengan kebijakan rendah karbon kemudian meningkatkan daya tarik fiskal proyek-proyek gas bumi yang disebutkan dan juga ketersediaan infrastruktur.

Pengembangunan infrastruktur juga hub penting untuk mengeksploitasi penemuan pada deepwater. Selain itu, penyesuaian kebijakan penetapan biaya gas domestik kemudian melakukan konfirmasi peningkatan permintaan gas yang tersebut stabil juga sangat penting.

Transisi energi

Era transisi energi dapat menjadi peluang bagi perbaikan sektor hulu migas di dalam Indonesia. Gas bumi merupakan jawaban menghadapi keinginan energi pada sedang masifnya dorongan global untuk menurunkan emisi karbon.

Praktisi migas yang dimaksud sekaligus merupakan pengajar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Widhyawan Prawiraatmadja mengungkapkan gas bumi dapat menjadi jembatan menuju era energi baru terbarukan (EBT). Oleh sebab itu, beliau mengaku tak akan kaget apabila permintaan gas bumi ke depannya akan terus meningkat.

Namun, dibutuhkan keberpihakan otoritas untuk mengembangkan peluang gas bumi yang ada di dalam Indonesia agar segera dapat dimonetisasi, selain mengenai infrastruktur gas yang tersebut telah menjadi tantangan sebelumnya.

Widhyawan juga menyatakan bahwa keberlanjutan pembangunan ekonomi pada sektor hulu migas harus dijaga hingga mencapai tahap monetisasi, pasca adanya temuan sumber-sumber baru seperti dalam South Andaman serta Geng North tersebut.

Penemuan sumber gas bumi yang dimaksud menjadi "angin segar" untuk membantu target produksi pada 2030, yakni 12 BSCFD. Untuk itu, percepatan proses produksi dilaksanakan agar temuan yang dimaksud dapat segera dioptimalkan.

 

Tags: , , , ,

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *