Bunga Pinjaman Sudah Turun, Hal ini Dampaknya Bagi Sejumlah Fintech Lending

Bunga Pinjaman Sudah Turun, Hal ini Dampaknya Bagi Sejumlah Fintech Lending
February 6, 2024

propertyindonesia JAKARTA. Aturan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai penurunan bunga fintech peer to peer (P2P) lending berlaku pada 1 Januari 2024. Artinya, sudah ada satu bulan aturan baru yang dimaksud berlaku.

Adapun batas maksimum bunga pinjaman untuk pendanaan konsumtif menjadi 0,3% per hari juga produktif sebesar 0,1% per hari. 

Ternyata penurunan bunga yang dimaksud juga mempengaruhi kinerja beberapa orang fintech P2P lending. Salah satunya fintech P2P lending PT Sahabat Mikro Fintek (SAMIR). 

Public and Government Relation SAMIR Balqis menyatakan pendanaan pada Januari 2024 meningkat 2%, jikalau dibandingkan tempat pada Desember 2023. 

“Adapun pendanaan Desember 2023 sebesar Simbol Rupiah 58,47 miliar lalu Januari 2024 sebesar Mata Uang Rupiah 59,40 miliar. Kami masih mengevaluasi strategi pemasaran kemudian penyaluran dana untuk meyakinkan perkembangan pendanaan yang tersebut sehat meskipun dengan suku bunga yang lebih tinggi rendah,” ungkapnya terhadap Kontan, Selasa (6/2).

Meski pendanaan meningkat, Balqis menerangkan terjadi penurunan sekitar 12% pada jumlah total borrower pada Januari 2024, apabila dibandingkan Desember 2023. Jumlah borrower Desember 2023 mencapai 47.600, sedangkan Januari 2024 sebanyak 41.985. 

Dia tak memungkiri penurunan jumlah borrower diakibatkan inovasi aturan suku bunga. Dalam jangka panjang, Balqis bilang SAMIR akan memverifikasi strategi peminjaman yang dimaksud tepat untuk menjaga jumlah keseluruhan borrower tetap saja stabil, bahkan meningkat.

Balqis juga menganggap aturan baru OJK yang disebutkan sebagai suatu tantangan bagi perusahaan. Dia menyatakan penurunan batas maksimum bunga pinjaman dapat berdampak negatif terhadap pendapatan perusahaan, khususnya apabila perusahaan bergantung pada pendapatan dari bunga pinjaman. 

“Perusahaan kemungkinan besar perlu melakukan penyesuaian strategi kegiatan bisnis juga mencari cara untuk menghurangi dampak negatif tersebut,” ujarnya.

Ke depannya, Balqis menyatakan SAMIR akan mempertimbangkan banyak faktor agar penurunan suku bunga tak memengaruhi kinerja perusahaan. Adapun banyak faktornya, seperti strategi pemasaran, diversifikasi produk, serta kesiapan untuk beradaptasi dengan pembaharuan regulasi. 

Sementara itu, PT Akselerasi Usaha Indonesia atau Akseleran menyampaikan kinerja perusahaan terbilang masih baik walau ada penurunan bunga.

“Terkait bunga untuk produktif di tempat nomor 0,1% per hari mulai 1 Januari 2024, kami tidaklah ada masalah, sebab biaya pinjaman kami rata-rata di area 22,5% per tahun. Jadi, tidak ada ada pengaruh apapun buat kami pada waktu ini,” ujar  Group pimpinan & Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tambunan terhadap Kontan, Selasa (6/2).

Untuk kinerja pendanaan pada Januari 2024, Ivan menyampaikan Akseleran menyalurkan Rupiah 260 miliar lebih lanjut pinjaman. Dia bilang pencapaian itu naik secara signifikan dibandingkan bulan sebelumnya. Salah satu penyebabnya lantaran pada Januari 2024 tak ada libur panjang seperti Desember 2023.

“Memang naik signifikan kalau jika dibandingkan Desember 2023. Sebab, Desember 2023 itu ada libur panjang akhir tahun. Adapun sepanjang 2023, penyaluran kami sekitar Rupiah 2,85 triliun, kalau dibagi 12 sekitar Mata Uang Rupiah 240 miliar satu bulan. Jadi, naik sedikit pada Januari 2024,” ungkapnya.

Bunga pinjol untuk sektor produktif akan terus menurunkan ke depannya serta akan mencapai 0,067% per hari pada 2026. Menurut Ivan, pada ketika itu kemungkinan besar ada item Akseleran yang sanggup terdampak, yaitu item online merchant financing yang tersebut debiturnya kecil-kecil lalu bunganya mampu dalam melawan 24%. 

“Jadi, perlu kami adjust nanti. Namun, hal itu juga tidak ada signifikan mempengaruhi dikarenakan hasil online merchant financing Akseleran sekarang kontribusinya cuma sekitar 3% dari total penyaluran,” kata Ivan.

Adapun fintech P2P lending Maucash menyampaikan aturan baru OJK terkait penurunan bunga berdampak positif terhadap perusahaan. Direktur Marketing Maucash Indra Suryawan menerangkan dampak positif begitu terasa khususnya bagi pendanaan Maucash baik di dalam sektor produktif maupun konsumtif yang tersebut terus meningkat. 

“Kami optimistis bahwa kebijakan bunga yang baru akan menghasilkan pelayanan kami terhadap konsumen di tempat seluruh Indonesia makin luas, besar, lalu makin memberi dampak nyata bagi pelanggan kami pada menjalankan bidang usaha produktifnya,” ungkapnya untuk Kontan.

Indra menambahkan sejauh ini pendanaan Maucash terus meningkat lalu dapat terbilang sehat dengan kenaikan sekitar 20% pada Januari 2024, apabila dibandingkan Desember 2023. Indra mengatakan sejak didirikan hingga Januari 2024, Maucash sudah menyalurkan pendanaan sebesar Mata Uang Rupiah 4,8 triliun. Adapun pada waktu ini Maucash memiliki jumlah keseluruhan borrower lebih dari 7,5 juta.

Untuk ke depannya, Indra menyampaikan pihaknya optimistis bahwa penurunan bunga tiada akan mempengaruhi kinerja Maucash. Hal itu juga terbukti dari peningkatan nomor yang digunakan ketika ini dimiliki Maucash.

“Kami optimistis bahwa bilangan itu akan terus naik seiring dengan perkembangan industri di tempat berbagai area di dalam Indonesia,” ujarnya.

Mengenai aturan bunga yang mana telah terjadi berlaku mulai 1 Januari 2024 tersebut, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyatakan aturan baru yang dimaksud tentu menyebabkan dampak terhadap bidang fintech lending.

“Salah satunya adalah penurunan margin keuntungan akibat batas maksimum bunga yang mana lebih lanjut rendah. Namun, penguatan aturan itu menyokong pelaksana untuk lebih lanjut inovatif di pengembangan layanan maupun produknya agar dapat tetap saja memenuhi keinginan rakyat unbanked dan juga underserved,” ucap Sekretaris Jenderal AFPI Tiar Karbala terhadap Kontan, Selasa (6/2).

Menurut Tiar, penurunan bunga pinjaman diharapkan dapat meningkatkan minat warga terhadap fintech lending sebab menjadi tambahan terjangkau dan juga menarik bagi para peminjam. Namun, faktor lain, seperti berkurangnya ragam layanan yang digunakan ditawarkan juga akan mempengaruhi minat warga terhadap layanan tersebut, khususnya dari sisi lender.

Oleh oleh sebab itu itu, beliau mengungkapkan AFPI akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap dampak penguatan regulasi yang dimaksud di dalam industri fintech lending. Tiar memproyeksikan bahwa penurunan bunga yang dimaksud tak akan mempengaruhi kinerja para pemain fintech lending dalam jangka pendek, tetapi di jangka panjang. 

“Atas dasar itu, mereka itu (fintech lending) akan didorong untuk berupaya menyesuaikan model usaha dia agar tetap saja berkelanjutan lalu mempertahankan pertumbuhan lapangan usaha secara keseluruhan,” kata Tiar. 



Tags:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *