propertyindonesia Aturan baru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengenai penurunan bunga fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) berlaku pada 1 Januari 2024.
Adapun batas maksimum bunga pinjaman untuk pendanaan konsumtif menjadi 0,3% per hari lalu produktif sebesar 0,1% per hari. Artinya, sudah ada satu bulan aturan baru yang dimaksud berlaku.
Setelah aturan baru itu berlaku, fintech P2P lending PT Sahabat Mikro Fintek (SAMIR) menyampaikan ada kenaikan total pendanaan pada Januari 2024.
Public and Government Relation SAMIR Balqis mengatakan, pendanaan pada Januari 2024 meningkat 2%, jikalau dibandingkan kedudukan pada Desember 2023.
“Adapun pendanaan Desember 2023 sebesar Rupiah 58,47 miliar juga Januari 2024 sebesar Mata Uang Rupiah 59,40 miliar. Kami tetap memperlihatkan mengevaluasi strategi pemasaran dan juga penyaluran dana untuk meyakinkan perkembangan pendanaan yang mana sehat meskipun dengan suku bunga yang digunakan lebih lanjut rendah,” ungkapnya untuk Kontan.co.id, Selasa (6/2).
Meski pendanaan meningkat, Balqis menerangkan terjadi penurunan sekitar 12% pada total borrower pada Januari 2024, apabila dibandingkan Desember 2023.
Jumlah borrower Desember 2023 mencapai 47.600, sedangkan Januari 2024 sebanyak 41.985.
Dia tak memungkiri penurunan jumlah agregat borrower diakibatkan inovasi aturan suku bunga.
Dalam jangka panjang, Balqis bilang SAMIR akan menegaskan strategi peminjaman yang digunakan tepat untuk menjaga jumlah total borrower masih stabil, bahkan meningkat.
Balqis juga menganggap aturan baru OJK yang dimaksud sebagai suatu tantangan bagi perusahaan.
Dia mengatakan, penurunan batas maksimum bunga pinjaman dapat berdampak negatif terhadap pendapatan perusahaan, khususnya jikalau perusahaan bergantung pada pendapatan dari bunga pinjaman.
“Perusahaan mungkin saja perlu melakukan penyesuaian strategi usaha kemudian mencari cara untuk menurunkan dampak negatif tersebut,” ujarnya.
Ke depannya, Balqis menyatakan SAMIR akan mempertimbangkan beberapa faktor agar penurunan suku bunga tak memengaruhi kinerja perusahaan.
Adapun sebagian faktornya, seperti strategi pemasaran, diversifikasi produk, dan juga kesiapan untuk beradaptasi dengan inovasi regulasi.